Analisis Pemanfaatan Modul Berbasis Potensi Lokal sebagai Alternatif Bahan Ajar Pendidikan Lingkungan

Rudy Haryanto

Abstract


The tendency of the lack of knowledge about the management and environmental protection of students is still high. Implementation of environmental education has been done but there are various obstacles, including the limitations/willingness of relevant materials and raises environmental issues around the real. This article describes the analysis of the utilization of local potency-based modules as an alternative environmental education teaching materials in the College to improve students' environmental knowledge. This study is a literature study with the stages are: data collection and data analysis conducted in November-December 2018. Data collected in the form of secondary data, while data analysis is done descriptively qualitative. The results of the analysis can be concluded that the use of local potency-based modules can be used as an alternative environmental education material. The use of local potential-oriented modules and problem-solving in the surrounding environment can improve learning outcomes significantly to both cognitive, affective and psychomotor aspects.

Keywords


Teaching materials, modules, environmental education, local potential

Full Text:

PDF

References


Abidinsyah. (2011). Urgensi Pendidikan Karakter Dalam Membangun Peradaban Bangsa yang Bermartabat. Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial 3(1): 1-8.

Azizahwati, Zuhdi, M., Ruhizan, M.Y., dan Ema, Y. (2015). Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika Berbasis Kearifan Lokal untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIX HFI Jateng & DIY: 70-73.

Badan Pusat Statistik [BPS]. (2016). Statistik Lingkungan Hidup Indonesia 2016. Badan Pusat Statistik Indonesia. Jakarta.

Derevenskaia, O. (2014). Active Learning Methods in Environmental Education of Students. Procedia - Social and Behavioral Sciences 131: 101-104.

Elaine, H.J.Y. dan Goh, K. (2016). Problem-Based Learning: An Overview of its Process and Impact on Learning. Journal of Health Professions Education 2: 75-79.

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan [FKIP]. (2015). Rencana Pembelajaran Semester Matakuliah Pendidikan Lingkungan, FKIP, Pekanbaru.

Gusti, A., Isyandi, B., Bahr, S., dan Afandi, D. (2015). Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Intensi Perilaku Pengelolaan Sampah Berkelanjutan Pada Siswa Sekolah Dasar di Kota Padang. Jurnal Dinamika Lingkungan Indonesia 2(2): 100-107.

Hairida. (2010). Pemanfaatan Budaya dan Teknologi Lokal dalam Rangka Pengembangan Sains. Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA 1(1):55-54.

Heppi, Y., Haviz, M., dan Elvy, R. (2014). Efektivitas Penggunaan Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Kontekstual Pada Pokok Bahasan Ekosistem. Edusainstika. Jurnal Pendidikan MIPA 1(1): 8-10.

Hetti, R. (2015). Pengembangan Instrumen Intensi Perilaku Peduli Lingkungan Pada Mahasiswa Dan Faktor-Faktor Pembentuknya. Jurnal Sains Psikologi 5(1): 1- 43.

Indriyanti, N.Y dan Susilowati, E. (2010). Pengembangan Modul. Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat. Universitas Sebelas Maret. Surabaya.

Kaiser, Florian G., Wolfing, Syibille., Fuhrer, dan Urs. (1999). Environmental Attitude and Ecological Behavior. Paper presented at the 104th Annual Convention of the American Physcholigical Association (APA).

Kalantari, Asadi. 2010. Designing a Structural Model for Explaining Environmental Attitude and Behavior Urban Residents (case Tehran). Scientific Journal. Kraj: University of Tehran.

Kementerian Lingkungan Hidup [KLH]. (2013). Perilaku Masyarakat Peduli Lingkungan: Survei KLH 2012. Kementerian Lingkungan Hidup. Jakarta.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan [KLHK]. (2015). Deforestasi Indonesia Tahun 2013–2014. Direktorat Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Daya Hutan. Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Jakarta.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan [KLHK]. (2015). Atlas Status Mutu Air Indonesia Tahun 2015. Direktorat Jendral Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, KLHK, Jakarta.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan [KLHK]. (2016). Status Lingkungan Hidup Indonesia. Direktorat Jendral Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, KLHK, Jakarta.

Lee, Kaman. (2011). The Green Purchase Behaviour of Hong Kong Young Consumers: The Role of Peer Influence, Local Environmental Involvement, and Concrete Environmental Knowledge. Journal of Internasional Consumer Marketing 23: 21-44.

Marlina, R., Hardigaluh, B., dan Yokhebed. (2015). Pengembangan Modul Pengetahuan Lingkungan Berbasis Potensi Lokal Untuk Menumbuhkan Sikap Peduli Lingkungan Mahasiswa Pendidikan Biologi, Jurnal Pengajaran MIPA 20(1): 94-99.

Marth, M., Franz X., dan Bogner. (2017). Does the issue of bionics within a student-centered module generate longterm knowledge?. Journal Studies in Educational Evaluation 55: 117–124.

Narwanti, S. (2011). Pendidikan Karakter Pengintegrasian 18 Nilai Pembentuk Karakter dalam Mata Pelajaran. Yogyakarta: Familia.

Nasoetion, P. (2009). Green Campus Vs. Pemanasan Global, Jaringan Hijau mandiri, Available Online at: http://www.gogreenindonesiaku. com [4 Desember 2017].

Oztas, F. dan Kalıpçı, E. (2009). Teacher Candidates’ Perception Level of Environmental Pollutant and Their Risk Factors. International Journal of Environmental & Science Education 4(2): 185-195.

Purnomo, D., Meti, I., dan Puguh, K. (2013). Pengaruh Penggunaan Modul Hasil Penelitian Pencemaran Di Sungai Pepe Surakarta Sebagai Sumber Belajar Biologi Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan Terhadap Hasil Belajar. Jurnal Pendidikan Biologi 5(1): 59-69.

SIGN-SMART. (2017). Grafik Total Emisi Riau. [terhubung berkala]. https://signsmart.menlhk.go.id [4 Desember 2017].

Sipongi-Karhutla Monitoring Sistem. (2017). Rekapitulasi Luas Kebakaran Hutan dan Lahan (Ha) Per Provinsi Di Indonesia. [terhubung berkala]. http://sipongi.menlhk.go.id [4 Desember 2017].

Suastra. I.W, (2010). Merekonstruksi Sains Asli (Indi-genous Science) dalam Upaya Mengembangkan Pendidikan Sains Berbasis Budaya Lokal di Sekolah. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja 38(3): 25-30.

Suratsih. (2010). Pengembangan Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Potensi Lokal Dalam Kerangka Implementasi KTSP SMA Di Yogyakarta. Penelitian Unggulan. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.

Suwondo, Darmadi, dan Rudy, H. (2017). Implementation of Environmental Education to Support Sustainability of Green Campus Program in Universitas Riau. Proceeding of The 1st UR International Conference on Educational Sciences: 64-69.

Triyanto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.

UI Green Metric. 2017. Rankings by Country 2016: Indonesia. Available Online at: http://greenmetric.ui.ac.id [4 Desember 2017].

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup.

Veronica, A.K. (2008). Pengetahuan, Sikap Dan Kepedulian Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Lingkungan Terhadap Lingkungan Hidup Kota Jakarta. Jurnal EKOTON 8(2): 1- 24.

Wena, M. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara.

Widyaningrum, R., Sarwanto., dan Puguh. (2014). Pengembangan Modul Berorientasi POE (Predict, Observe, Explain) Pada Materi Pencemaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Inkuiri 3: 97-106.

Zsóka, Á., Szerényi, Z.M., Széchy, A., dan Kocsis, T. (2013). Greening due to environmental education? Environmental knowledge, attitudes, consumer behavior and everyday pro-environmental activities of Hungarian high school and university students. Journal of Cleaner Production 48: 126-138.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.